Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3)
Rilis Pers (Press Release) Untuk disiarkan segera
Kartun Editorial: Saksi Soekarno saat Jaya hingga Jatuh
Buku Soekarno Dalam Kartun karya Wagiono Sunarto menawarkan cara pandang yang berbeda dalam memaknai perjalanan bapak bangsa
Jakarta, 17 Agustus 2023 – Merayakan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia secara berbeda, Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3) bekerja sama dengan toko buku Blooks ingin melihat salah satu founding father kita, yakni Ir. Soekarno, dari dimensi yang masih sangat jarang dilirik: kartun!
Inisiatif itu diwujudkan dalam acara bedah buku Soekarno Dalam Kartun: Mitos dan Kontramitos, karya Dr. Wagiono Sunarto, M.Sc. (1949-2022), seniman sekaligus akademisi dan peneliti seni.
Rektor Institut Kesenian Jakarta (IKJ) dua periode, dari tahun 2009-2016, ini juga telah melanglang-buana di bidang desain grafis dan animasi, termasuk mengadakan pameran di dalam maupun luar negeri.
Buku ini sebenarnya sudah terbit sejak Januari 2019 dan mulanya ingin dikupas bersama penulisnya langsung. Namun karena terhalang pandemi Covid-19 dan kondisi fisik Wagiono yang mulai menurun sampai berpulang pada 13 Januari 2022, akhirnya pembedahannya baru bisa dilakukan di momen Agustusan 2023 ini, tepatnya pada 16 Agustus 2023.
Adapun pembedah buku yang diangkat dari naskah disertasi Wagiono ini: Seno Gumira Ajidarma (sastrawan & co-founder IHIK3) dan Hikmat Darmawan (pengamat budaya pop).
Secara umum, buku ini adalah hasil analisis tentang kartun editorial politik dari 14 surat kabar terkemuka di Indonesia tentang Soekarno dengan beragam haluan politik. Dari sana, ditemukan
1.444 karikatur tentang Soekarno dan terpilihlah 44 karikatur di antaranya yang sesuai untuk dikaji secara lebih mendalam. Di antara 44 karikatur itu, ada karya dari Augustin Sibarani, Harmoko, Thio San alias Ganes TH, Delsy Syamsumar, hingga G.M. Sudarta.
“Humor membantu kita membaca zaman. Dari buku ini, kita bisa melihat bagaimana Wagiono Sunarto sudah mengkurasi ribuan kartun tentang Soekarno, lalu menganalisis beberapa di antaranya dan menyajikan perjalanan yang lengkap, dari masa jaya Soekarno hingga masa jatuhnya,” papar Seno.
Dari hasil pembacaan Seno, yang menarik juga, sebenarnya salah kalau ada yang menganggap buku ini sebagai pujian atau malah cemoohan terhadap figur Soekarno. Menurut Seno, Wagiono justru akan membawa pembaca ke titik helicopter view, untuk melihat dinamika figur Soekarno di mata kartunis dan media yang memuat kartun tersebut.
Terkhusus soal kartun yang menjelekkan figur Soekarno, Seno berpendapat, “Serangan terhadap Soekarno bukan serta-merta wujud kebencian kepadanya. Namun, upaya tersebut juga bisa dilihat sebagai proses konstruksi identitas dan ideologi si pelaku. ‘Aku menyerang si A, maka identitasku adalah begini. Kami menyerang si B, maka kenallah kami seperti ini.’ Jadi bukan melulu sentimen negatif terhadap Soekarno.”
Di sesi tanya-jawab, saat seorang peserta menanyakan mengapa media massa Indonesia sekitar 70 tahunan yang lalu bisa sekritis itu tanpa adanya pemberedelan atau persekusi, Seno menjawab sambil berkelakar, “Zaman dulu, humor kita memang keras-keras. Kalau sekarang, memang rasanya beda. Sebab mau sekeras apa pun humor kita, masih lebih keras realitanya ha ha ha.” Hadirin ikut merespons ujaran Seno itu dengan tawa.
Dalam acara ini, turut hadir perwakilan keluarga Wagiono, yakni Sarwati Wagiono (istri) dan Iman Adisoma (anak). “Jujur, saya pribadi tidak tahu pasti apa yang ditulis oleh mas Gion – sapaan akrab Wagiono – di buku ini. Tapi dari lubuk hati yang terdalam, saya dan keluarga merasa terhormat bahwa karya dan pemikiran beliau masih dibicarakan dan disebarkan,” pesan Sarwati.
Buku Soekarno Dalam Kartun: Mitos dan Kontramitos adalah terbitan dari IHIK3 Press. Anda bisa membelinya secara langsung di toko buku Blooks, Jl. Birah Raya No.10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, atau melalui Instagram @blooks.store. Tersedia pula beberapa buku terbitan IHIK3 di sana, sebut saja Humor at Work: Kerja Gembira, Usaha Berjaya dan Metafora Visual: Kartun Editorial pada Surat Kabar Jakarta karya Priyanto Sunarto (kakak dari Wagiono Sunarto).
Fun fact-nya, buku kakak-beradik Sunarto itu punya dimensi yang mirip dan elemen pada
cover-nya pun tersambung.
“Kalau Anda cuma mau cari inti dari buku ini, ya gampang: buka saja bagian kesimpulannya. Selesai. Tapi yang ‘mahal’ dari buku ini sebenarnya ada dua hal. Pertama, menikmati proses berpikir Wagiono dan metodologinya dalam mengkaji humor di kartun editorial. Yang kedua, ya arsip lampiran kartun-kartun kunonya – yang tercantum bahkan ada kartun yang dibuat Soekarno dari tahun 1932!” pungkas Seno.
Tentang Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3)
IHIK3 adalah pusat kegiatan humor di Indonesia yang mengelola humor secara serius dan profesional berbasis pengalaman, ilmu pengetahuan, dan riset dengan pendekatan multidisiplin ilmu juga multiprofesi. Didirikan oleh tiga orang penikmat, pelaku, sekaligus pemikir humor: Seno Gumira Ajidarma, Danny Septriadi, dan (alm.) Darminto M. Sudarmo. IHIK3 menunjang kepakarannya di bidang humor melalui Library of Humor Studies, perpustakaan humor berisi ribuan literatur serta produk humor dari dalam maupun luar negeri. Program IHIK3 sendiri sejauh ini adalah penerbitan buku humor, simposium humor, hingga hibah untuk penelitian humor. Humor itu serius, sehingga perlu diseriusi, dan IHIK3 berkomitmen untuk “menyeriusi” humor sehingga tercipta ekosistem dan ekonomi komedi.
Tekad kami: Demi Humor yang Adil dan Beradab!
Informasi lebih lanjut hubungi:
Novrita Widiyastuti +62818486185 https://ihik3.com | email: ihik3@yahoo.com