Jakarta, Humoria – Humor ternyata lebih sekadar dari urusan tawa. Sebab, seperti dibuktikan dari berbagai kajian ilmiah lintas profesi, humor punya begitu banyak manfaat dalam kehidupan, salah satunya adalah membantu mengenali diri sendiri melalui gaya berhumor.

Sederhananya, gaya humor adalah analisis tentang cara seseorang menggunakan humor dalam kehidupan sehari-hari. Apakah yang bersangkutan menggunakan humor untuk berelasi dengan orang lain, menyenangkan diri sendiri, atau merendahkan orang lain?

Di mata CEO Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3) Novrita Widiyastuti, gaya humor dapat mencerminkan karakter dasar individu. Namun, gaya humor ini bisa berubah-ubah atau bahkan diubah secara sadar supaya bisa memberikan manfaat bagi diri maupun orang lain.

“Saya sudah lama menggunakan humor untuk menyenangkan diri sendiri, yaitu self enhancing. Tapi di lingkungan terdekat saya, apalagi di IHIK3, saya bisa menggunakan gaya humor aggressive. Kita memang harusnya bisa menyesuaikan gaya humor ketika berada di antara bermacam lingkungan dan orang-orang yang berbeda-beda,” kata fasilitator dalam workshop “Menggali Kepekaan Humor” yang digelar pada Sabtu (28/5/2022).

Novrita pun menjabarkan empat macam gaya humor yang dikonsep Martin et al

(2003), yaitu:

1. Affiliative humor

Gaya humor yang melibatkan penggunaan humor untuk meningkatkan kekompakan kelompok dan membangun hubungan dengan orang lain.

Gaya humor ini cenderung mengajak diri dan orang lain supaya bisa tertawa bersama-sama.

2. Self-enhancing humor

Gaya humor yang bertujuan untuk menghibur diri sendiri. Orang-orang bergaya self-enhancing ini suka sekali mengonsumsi humor supaya bisa menekan stres dan memacunya untuk terus berpikir positif.

3. Aggressive humor

Yang satu ini adalah gaya humor yang arahnya suka mengejek, menyindir, bahkan

mempermalukan orang lain. Dalam beberapa situasi, gaya humor agresif cenderung merugikan, sebab tidak semua orang suka atau bersedia menjadi obyek tertawaan, apalagi di depan publik.

Namun di sisi lain, agresif humor seringkali punya tingkat kelucuan yang lebih tinggi dibanding gaya humor lain dan lebih sering digunakan dengan orang-orang yang sudah sangat dikenal.

4. Self-defeating humor

Ini adalah gaya humor yang menjadikan diri kita sendiri sebagai objek tertawaan. Orang-orang bergaya self-defeating tidak ragu untuk mengolok-olok diri sendiri secara berlebihan demi membahagiakan orang lain.

Dengan menjadikan diri sendiri sebagai korban lelucon, orang-orang bergaya self-defeating humor berharap bisa lebih diterima oleh lingkungannya.

Sebenarnya, ada macam gaya-gaya humor lain yang dikonsep oleh para ahli. Namun di banyak negara dan penelitian, gaya humor dari Martin inilah yang paling sering digunakan.

Mengenal Gaya Humor Memudahkan Hidup 

Nah, sebelum menghibur orang lain dengan humor, alangkah baiknya mengenali gaya humor sendiri agar beragam aktivitas dalam hidup, contohnya berkomunikasi, jadi lebih mudah.

Tidak cuma bagi masyarakat awam, analisis gaya humor ini pun bakal sangat bermanfaat bagi para pelawak. Seorang pelawak bila ingin melontarkan lawakan harus keluar dari hati, sebab niat melawak adalah menghibur orang, jadi bakal makin sempurna jika dalam menampilkan lawakan, murni tanpa dibuat-buat.

Akan tetapi, ada kalanya lawakan pelawak gagal mengambil hati penonton. Yasser Fikry, pelawak dan jenakawan IHIK3, menambahkan bahwa banyak pelawak yang punya gaya humor agresif atau yang merendahkan orang lain.

Di kalangan pelawak, merendahkan orang lain adalah hal biasa. Namun, guyonan ini sangat rawan jika dibawa ke Lingkar pertemanan yang heterogen.

Pengalamannya menjadi dan berjejaring dengan pelawak membuat Yasser banyak belajar agar bisa mengaplikasikan gaya humornya secara sadar.

“Makanya harus hati-hati untuk kamu yang mempunyai gaya humor agresif. Baiknya, gunakan terhadap orang-orang yang sudah sangat akrab dengan kamu saja,” kata Yasser kepada Humoria.id.

(Jihan Farah Amalia)

https://www.humoria.id/2022/06/ingin-hidup-lebih-mudah-kenali-gaya.html?m=1

Leave a Reply