Humor itu buat mikir, ga cuma bikin nyengir!
Waktu kami ikut Humor Camp di New York, Kermit Cole, salah satu speaker-nya, menjelaskan bahwa humor itu bikin orang lebih open-minded. Alasannya, humor tidak mengenal satu kebenaran tunggal. Saat kita terpapar setup dari joke atau kartun, kita akan punya asumsi sendiri yang kemungkinan akan beda dengan asumsi milik orang lain (apalagi asumsi yang sudah disiapkan si komedian atau kartunis). Di sinilah kita bisa belajar untuk mulai melepaskan belenggu close-mindedness.
Di kelas berdurasi 90 menit ini, kita akan belajar soal:
- Memahami posisi humor dalam peta rasionalitas;
- Mengenal humor dengan keterbukaan dalam berpikir (radical openmindedness);
- Melatih keterbukaan dalam berpikir dengan membandingkan pre-asesmen dengan hasil latihan.
Materi dari kelas ini dibuat menggunakan referensi terbaik dari The Library of Humor Studies, di antaranya:
- Irrational: A Visual Directory to a World with No Reason – Francesco Jodice & Francesco Zanot (2025)
- Shadowology – Vincent Bal (2017)
- Inside Jokes: Using Humor to Reverse-Engineer the Mind – Matthew Hurley, Daniel Dennett, & Reginald B. Adams, Jr. (2011)
- Comic Relief: A Comprehensive Philosophy of Humor – John Morreall (2009)
- Logic of the Absurd: On Film and Television Comedy – Jerry Palmer (1987)
- dll
*Kelas akan dibuka dengan minimal 3 dan maksimal 10 peserta. Segera daftarkan diri & kolega Anda!
